Peristiwa mengerikan yang akan terjadi
pertama kali pada hari kiamat adalah ditiupnya sangkakala (ash-shur)
oleh malaikat Israfil atas perintah Allah.
Makna ash-shur secara etimologi (bahasa)
adalah al-qarn (tanduk). Sedangkan menurut istilah syariat, yang
dimaksud adalah sangkakala yang sangat besar yang malaikat Israfil telah
memasukkannya ke dalam mulutnya (siap untuk meniupnya), dan dia sedang
menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniupnya. (Syarh Lum’atul Itiqad
karya Ibnu Utsaimin, hal. 114)
Makna ini disebutkan dalam hadits shahih dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata:
Seorang badui bertanya: “Wahai Rasulullah, apa itu ash-shur?” Rasulullah menjawab: “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud. Hadits ini disebutkan dalam Al Jami Ash Shahih 6/113-114, karya Asy Syaikh Muqbil)
Seorang badui bertanya: “Wahai Rasulullah, apa itu ash-shur?” Rasulullah menjawab: “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Dawud. Hadits ini disebutkan dalam Al Jami Ash Shahih 6/113-114, karya Asy Syaikh Muqbil)
Ilmuwan NASA ‘Menemukan’ Terompet Sangkakala Malaikat Israfil
Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) adalah alat yang merupakan bagian dari program atau misi NASA untuk melihat Kosmologi (studi tentang sifat alam semesta) secara keseluruhan. Proyek ini melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta. Sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat-bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar.
Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) adalah alat yang merupakan bagian dari program atau misi NASA untuk melihat Kosmologi (studi tentang sifat alam semesta) secara keseluruhan. Proyek ini melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta. Sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat-bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar.
Dengan menggunakan WMAP, mereka
mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan, karena hasil
penelitian tersebut menemukan bahwa alam semesta ini berbentuk seperti
terompet.
Pada bagian ujung belakang wilayah
‘terompet’ alam semesta itu merupakan alam semesta yang tidak bisa
diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh
sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk
diamati (observable).
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka
berdiri menunggu putusannya masing-masing.” (Az Zumar: 68)
“Kami biarkan mereka di hari itu
bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al Kahfi: 99)
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup
sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di
bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang
menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (An Naml: 87)
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (Yasin: 51)
Banyak ulama tafsir mengatakan bahwa
tiupan terompet sangkakala di ayat-ayat tadi selalu diartikan sebagai
peristiwa di hari kiamat. Dr Wahbah az-Zuhaily dalam Tafsir Al Wasith
menguraikan bahwa tiupan terompet di hari kiamat itu tiga kali. Pertama,
tiupan yang menggentarkan, lalu kedua yang mematikan seketika seluruh
makhluk. Tiupan ketiga tanda mulainya hari kiamat, di mana semua
dibangkitkan dan dikumpulkan.
Kalau kita cermati, Al Quran menyebutkan
bahwa tiupan itu selalu “di dalam” terompet, “Wanufikha fi-shshuuri”.
Mengapa terompet? Mengapa di dalam (Fi)?
Tim WMAP mengamati pola titik-titik panas
dan dingin radiasi microwave kosmik, yang bisa menggambarkan bentuk
alam semesta 380.000 tahun setelah Big Bang. Proyek WMAP dari NASA
membuat peta titik-titik tadi secara mendetail, hasilnya ialah pola itu
cenderung memudar, yakni tidak ada titik panas dan dingin yang tampak
melebihi jarak rentang 60 derajat. Ini menyimpulkan bahwa ketika
mengembang, alam semesta terulur panjang. Sempit di awal dan kemudian
makin lebar seperti corong. Mirip bentuk terompet abad pertengahan. Hal
ini tentu mematahkan prediksi selama ini yang menyatakan bahwa bentuk
alam semesta seperti bola (bulat) yang mengembang ke segala arah.
Tim WMAP yakin bahwa alam semesta
bukanlah berbentuk bola, tetapi berbentuk terompet. Alam semesta bukan
meluas tak terbatas, tetapi dibatasi oleh ujung terompet. Jadi, alam
semesta ada awal dan akhirnya. Hanya Allah yang tidak berawal dan
berakhir, “Huwal awwalu wal akhiru”.
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari keadaan gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al Maidah:
15-16)
“Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah: 2)
“Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab
yang mulia. Yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun
dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi
Maha Terpuji.” (Fusshilat: 41-42)
Maha Benar Allah atas segala Firman-Nya
Editor: Farid Zakaria
Credit Info & Picture © NASA / WMAP Science Team (http://map.gsfc.nasa.gov/media/060915/index.html)
Sumber
Tiada ulasan:
Catat Ulasan